Thursday 12 November 2015

Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan hari yang bersejarah bagi bangsa kita yaitu hari Sumpah Pemuda sekaligus merupakan tonggak lahirnya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan negara. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diusulkan oleh salah satu tokoh pendiri bangsa yaitu Mohammad Yamin. Dalam pidatonya pada kongres nasional kedua yang diselenggarakan di Jakarta, beliau mengatakan  bahwa jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bias diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa  persatuan. Sebenarnya jika kita meninjau lebih jauh sebelum bahasa Indonesia diresmikan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berkembang dari  sebuah transformasi budaya yang berasal dari Melayu. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia yang diprediksi telah digunakan sejak abad-abad awal penanggalan modern sebagai bahasa lingua franca( bahasa pergaulan).

Bagaimanakah eksistensi bahasa Indonesia di mata dunia?di era globalisasi ?

Sebagai bangsa Indonesia, sebenarnya kita harus cukup bangga dengan prestasi yang telah ditorehkan oleh bahasa nasional kita. Bahasa Indonesia telah mulai dilirik oleh dunia Internasional baik di lingkup regional yaitu Asean maupun lingkup benua seperti Australia. Berdasarkan fakta-fakta yang ada, peluang bahasa Indonesia untuk eksis di dunia global mulai menunjukkan titik terang. Menurut Direktur Jendral Informasi dan Diplomasi public, Departemen Luar Negeri  Andri Hadi ketika tampil pada pleno kongres IX bahasa Indonesia yang membahas Bahasa Indonesia sebagai  Media Diplomasi dalam Membangun Citra Indonesia di Dunia Internasional di Jakarta menyatakan bahwa: “saat ini ada 45 negara yang mengajarkan bahasa Indonesia seperti Australia, Amerika, Kanada, Vietnam dan banyak negara lainnya”. Mengambil contoh di Australia, Andri Hadi menjelaskan;” Di Australia bahasa Indonesia menjadi bahasa polpuler ke empat. Ada sekitar  500 sekolah  mengajarkan bahasa Indonesia, bahkan anak-anak kelas enam Sekolah Dasar ada yang bisa berbahasa Indonesia”. Dilingkup wilayah Asean, bahasa Indonesia dijadikan bahasa resmi kedua di Vietnam. Menurut diplomat Indonesia, pemerintah daerah Ho Chi Minh City Vietnam mengumumkan bahwa bahwa Indonesia menjadi bahasa kedua secara resmi pada bulan Desember 2007.”Bahasa Indonesia sejajar dengan bahasa Inggris, Perancis, dan bahasa Jepang sebagai bahasa kedua yang diprioritaskan”, kata Konsul Jendral RI di Ho Chi minh City untuk periode 2007-2008 Irdamis Ahmad di Jakarta.Pada akhir tahun 2010, ketua DPR RI secara terbuka mengusulkan agar bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi di Asean.
Bahasa Indonesia telah menorehkan prestasi di dunia global?Hal ini wajar saja karena bahasa Indonesia telah berusia cukup tua yaitu menginjak 84 tahun. Meskipun demikian, agar bahasa Indonesia tetap eksis di dunia global, maka perlu memperkuat terlebih dahulu eksistensi bahasa Indonesia di dalam negeri, jangan sampai seperti tulang yang mengalami Osteoporosis di luar tampak kokoh dan kuat, nyatanya di dalam rapuh. Seperti dalam pribahasa orang Sunda “ Cul Dog -Dog Tinggal Igel”, yaitu sibuk mengurusi pekerjaan atau permasalahan yang sekunder sementara permasalahan pokok/ intinya ditinggalkan. Tentunya kita tidak mau kondisinya seperti itu bukan?
 Selain hal-hal positif, era globalisasi juga memberi dampak negative di dalam negeri. Nyatanya, perkembangan bahasa Indonesia saat ini telah mengalami degradasi. Kepopuleran bahasa Indonesia di kalangan masyarakat kalah oleh bahasa-bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Jepang, dll. Orang-orang merasa lumrah saja jika mempelajari bahasa Indonesia, bahkan merasa inferior (rendah diri) sehingga merasa lebih modern, intelek,terhormat atau menurut bahasa sekarang “GAUL” jika menggunakan sejumlah istilah-istilah asing padahal dalam bahasa Indonesia telah ada padanannya. Untuk itulah, kita perlu memperkuat perkembangan bahasa  Indonesia di negeri sendiri. Kita cintai budaya sendiri karena jika bukan kita maka siapa lagi??????????????????????

0 comments:

Post a Comment

Total Pageviews

Flag Counter
Powered by Blogger.

Popular Posts